Selasa, 15 September 2009

GEJOLAK HATI I : Wanita Sholikhah

Assalamu 'alaikum
Pada usia 20an banyak kau pria maupun wanita yang sedang secara diam2 mencari pendamping hidup dan itu pernah kualami.
Entah kenapa hati ini selalu gelisah terpikirkan seorang wanita. Wanita yang terpikir adalah wanita solikhah yang belum ditemukan keberadaannya.
Waktu itu tahun 2006. Aku melihat sosok wanita sholikhah pada teman se kuliah bahkan se kelas. Diam2 kusimpan prasaanku. Pertanyaan demi pertanyaan terlontar di hati dan hati juga yang menjawab.
"kupendamkan perasaan ini, ku rahsiakan rasa hati ini ..." begitulah lagu milik UNIC menambah ke-PD-anku, ternyata bukan aku saja yg mengalami ini...
Tiap malam hp di genggaman, hati bergetar, berselisih antara sms ato tidak, telfun ato tidak. Seakan tak masuk akal, tak ku percaya saya seperti ini...
Bulan puasa tiba, diundang tman2nya tuk BUBAR (buka bersama) di rumahnya (t4 tinggal wanita itu).
Hati bergetar dng frekuensi yang lebih cepat, entah kenapa. Bubar terlewati bersama, benar saja menambah yakin kalo wanita itu sholikhah.
Suatu malam ku berpikir, berencana tuk menghubunginya setelah kajian (Liqo). Qu urungkan niatku karna renungan di Liqo yg tak sengaja menyentil hatiku. Yang paling mengena kata murabbi "... Jika kita tak bisa menahannya pada suatu malam (lebih dari jam 8) menghubungi seorang wanita (dlm tanda ""), maka masih dipertanyakan, niat kita karna Allah ato karna nafsu belaka.
Jika karna Allah, tak mungkin setelah jam 8 dilakukan itu. Jika dilakukan, sudah burukkah iman kita??...".
Perasaanku makin kalut, tak kuat lagi hati ini mbendung kesalahan nafsu negatifku. Ku perku ambil wudlu dan sholat. Dalam sholat terpikir olehku "jika ku hub dia, maka dia akan tahu betapa buruknya imanku, trima kasih ya allah, engkau telah mengingatkanku".
Inilah gejolak hatiku yang akhirnya terjawab.
Smoga cerita ini bermanfaat. Amin.

Rabu, 09 September 2009

Buah kesabaran

Terkadang kita lupa akan besarnya buah kesabaran yang akan Allah kepada kita. Sehingga pada suatu ketika kita marah bila kita dituduh yang tidak-tidak oleh orang lain. Ada suatu hikayat yang kurang lebih seperti berikut ini: (Ini saya dengarkan dari Kultum Subuh beberapa hari lalu).
Pada waktu itu Abu Bakar bersama Muhammad SAW dan sahabat-sahabat sedang berdiri di suatu tempat. Kemudian datang suku Badui Arab yang mencaci maki Abu Bakar sampai habis-habisan sehingga Hati Abu Bakar "mendidih". Tetapi Abu Bakar diam saja. Abu Bakar melihat Muhammad SAW tersenyum.
Sekali lagi suku Badui Arab itu yang mencaci maki Abu Bakar sampai habis-habisan sehingga Hati Abu Bakar "mendidih". Tetapi Abu Bakar diam tetap saja. Abu Bakar melirik ke Muhammad SAW , Muhammad tersenyum.
Sekali lagi suku Badui Arab itu yang mencaci maki Abu Bakar sampai habis-habisan sehingga Hati Abu Bakar "lebih mendidih". Abu Bakar tak dapat menahan kemarahannya kemudian Abu Bakar menjelaskan apa yang dituduhkan tidak benar. Abu Bakar melirik ke Muhammad SAW , Muhammad bermuka marah kepada Abu Bakar.

Abu Bakar bingung, kemudian beberapa saat kemudian Abu Bakar bertanya kepada Rosulullah SAW. "Kenapa ketika saya dicaci maki dan saya diam saja Rosul malah tersenyum?, dan ketika saya membenarkan apa yang dituduhkan malah Rosul seakan-akan marah pada saya?, tolong dijelaskan ya Rosul" (Redaksi- Mungkin seperti itu).

Rosul menjawab : "Saat kamu diam saja ketika dicaci maki, Ku lihat banyak malaikat di dekatmu mendoakanmu, Ketika kamu menjawab walaupun membenarkan cacian itu, malaikat-malaikat lari dari kamu digantikan dengan syetan-syetan yang berbisik-bisik di telingamu".

Sedemikian besarnya buah kesabaran. Perlukah kiranya kita tetap "naik darah" ketika kita mendapat cemoohan yang kalaupun itu tidak benar terhadap kita?.
Semoga kita bisa lalui hidup ini dengan penuh kesabaran.
Amin.

Selasa, 08 September 2009

Tips-Tips Mengobati Sakit Dengan Bersedekah

Rasulullah bersabda " Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga,harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah dan amar makruf nahi munkar. (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).

Berikut tips mengobati sakit dengan bersedekah yang dikutip dari buku best seller karya Muhammad Albani, semoga bisa bermanfaat :

1. Yakinlah dengan Keampuhan Sedekah
2 . Niatkan sedekah untuk kesembuhan
3. Overodosis dalam sedekah.
4. Sedekahkanlah dari harta kita yang terbaik.
5. Bersedekahlah yang banyak.
6. Ikhlaskanlah Hatimu
7. Bersedekah kepada orang yang membutuhkan (tepat sasaran)
8. Jangan sekedar mencoba
9. Ulangi Sedekahmu
10. Bersyukurlah bahwa anda telah sembuh.

Selain 10 tips diatas yang perlu dikerjakan oleh kita untuk menyembuhkan penyakit adalah memperbanyak istighfar, shalat sunnah dan meninggalkan segala bentuk perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah,SWT .

Saya pribadi telah membuktikan sendiri keampuhan mengobati sakit dengan bersedekah, waktu anak-anak saya dirawat di rumah sakit terkena penyakit cacar + tampek sekaligus. Alhamdulillah, Allah,SWT telah menyembuhkan penyakit anak-anak saya tsb.


Wallahu'alam

Alihozi http://alihozi77.blogspot.com

Tips Cara Memakai Baju Busana Muslim Islami

Tips cara memakai baju busana muslim yang islami saya sharing disini, khususnya bagi muslimah yang ingin berbusana sesuai dengan norma agama namun tetap trendi dan mengikuti model yang up to date.

Busana muslim memang nyaman dipakai untuk segala suasana. Apalagi beberapa hari kedepan kita akan menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Semakin banyak sahabat yang mulai mengenakan busana atau pakaian muslim, tidak hanya dipakai saat hendak ke masjid namun juga ketika melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk sahabat yang memang sedari dulu mengenakan busana muslim di segla kegiatan, saya yakin semakin bersemangat menambah koleksinya

Busana baju muslimah yang murah belum tentu tidak cantik atau menarik. Sebaiknya pandai-pandai dalam memilih model, karena ketika pertama kali memandang seseorang pastilah yang dilihat adalah bagaimana model busana muslim yang dikenakan, bukan harga dan jenis bahannya :)

Dan inilah tips cara memakai busana muslim sahabat Rumah Islami.

Tips Memakai Busana Muslimah

J'Qta ingin berbagi tips mengenai cara memakai busana muslimah dan mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi Anda.

Hal yang terpenting dalam memilih busana atau kaos muslimah adalah sesuai dengan aturan Islam. Sebetulnya busana muslim bertujuan untuk menutup aurat dan melindungi tubuh pemakainya. Ada baiknya pilihlah baju yang longgar sehingga menyamarkan siluet tubuh.

Sebaiknya tidak menggunakan Baju ketat yang di double dengan baju lengan pendek, ¾, atau tank top. Jika Anda memilih Kaos Muslimah maka pilihlah kreasi busana lengan panjang.

Pilih model dan bahan Baju Kaos Muslimah yang sesuai dengan aktivitas. Jika banyak beraktivitas pilihlah bahan Baju Kaos yang menyerap keringat dan tak mudah kusut, yang terdiri dari atasan Kaos dan celana panjang. Untuk aktivitas yang lebih banyak diam pengguna busana muslim akan bertambah anggun dengan memakai rok.

Pilihlah penutup kepala atau jilbab yang tetap menutup leher. Pelajari berbagai kreasi kerudung yang banyak diinformasikan dalam media massa agar tetap mengikuti mode namun tetap mengikuti aturan agama.

Pilih busana (Baju Kaos Muslimah) yang menyamarkan kekurangan tubuh agar Anda tampil percaya diri. Misalnya dari segi bahan, orang yang berbadan kurus sebaiknya menggunakan pakaian (Baju Kaos) yang terkesan bertumpuk, dan orang berbadab besar gunakanlah bahan yang terkesan ringan. Dari segi warna, bagi yang berbadan besar warna gelap akan tampak lebih mengesankan.

Sebaiknya Anda tak perlu bingung memilih busana muslim untuk pesta. Pakaian sederhana yang dimiliki bisa terkesan mewah dengan cara memberikan pelengkap dari bahan yang terkesan mewah. Contoh, gabungkan batik berbahan katun dengan selendang organdi yang serasi ataupun membalut gamis sederhana dengan obi dari sutra atau berbordir.

Sumber: http://www.jqtafashion.com/the-news/49-tips-memakai-busana-muslimah

Rumah Bersih Rumah Sehat Dan Nyaman Sambut Bulan Suci Ramadhan Dan Lebaran (Hari Raya Idul Fitri)

Rumah yang bersih dan sehat perlu dipersiapkan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan Lebaran.

Persiapan menyambut bulan puasa tidak hanya secara mental namun juga secara fisik, sehingga dapat ibadah dapat dilaksankan secara maksimal.

Demikian pula dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, kebersihan rumah haruslah diperhatikan. Malu kan kalau tamu datang rumahnya berantakan. Bukankah rumah adalah cermin diri si pemilik sebagaimana mata adalah cermin hati :)

Yuk kita sambut datangnya Ramadhan dan Lebaran dengan hati yang bersih dan rumah yang bersih pula, karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Rumah sehat dan nyaman adalah idaman keluarga Islami di Hari Raya yang fitri. Tak lupa mengingatkan untuk membaca artikel tips sehat buka puasanya juga ya.

Membersihkan Rumah Menjelang Puasa dan Lebaran

Menyambut hari Lebaran, pasti banyak tamu yang berkunjung. Karena itu jangan pernah lupa melakukan pembersihan rumah sekaligus dekorasi di dalamnya. Sebainya dilakukan sejak dimulainya bulan puasa hingga h-1 Lebaran.

Cara bersih-bersih ini bisa menjadi alternatif ketika Anda tak punya waktu dan dana yang cukup untuk melakukan renovasi. Cermati tips-tips praktis pembersihan rumah berikut ini !

-Siapkan Storage Baru dan Kardus Storage baru berupa boks-boks plastik akan dapat mempermudah klasifikasi barang-barang yang akan dirapikan. Siapkan dalam beberapa ukuran yang merupakan kriteria pemilahan. Sedangkan kardus bekas di sini berfungsi untuk mewadahi segala pernak-pernik yang akan disimpan di gudang. Boleh juga menyiapkan tong sampah untuk sekaligus membuang barang-barang yang tidak berguna ke dalamnya.

-Fokus pada Ruang Demi Ruang Pertama-tama, coba fokuskan terlebih dahulu ruangan per ruangan daripada Anda mengerjakannya sekaligus ke seluruh ruangan. Kumpulkan semua barang yang berserakan di ruangan, masukkan dalam boks dalam satu ruang. Lalu, sapu seluruh ruang, teruskan dengan mengepel, dan terakhir rapikan berbagai barang pada tempatnya semula.

-Tentukan Pola dalam Ruang Cara yang lebih efisien adalah dengan mengerjakan ruangan demi ruangan. Mulailah dari pintu kamar kemudian bergeser/berputar sesuai dengan arah jarum jam. Atur barang yang berserakan ke tempatnya masing-masing, bersihkan dari debu yang menempel. Pasti waktu yang Anda perlukan lebih cepat dan hasilnya lebih bersih.

Trik Khusus Hemat dan Praktis -Gunakan alkohol yang sudah diteteskan di cotton bud untuk membersihkan kotoran-kotoran kecil yang menempel di mulut keran dan lubang shower.

-Tisu basah/pembersih bayi dapat digunakan untuk membersihkan noda-noda putih, misalnya jika baju Anda kejatuhan tetesan pasta gigi. -Jika Anda mempunyai banyak sisa popok sekali pakai yang sudah kekecilan karena anak sudah tumbuh besar, daripada dibuang sebaiknya digunakan untuk mengepel lantai. Lebih irit dibanding Anda membeli kain pel yang baru. Pakai popok sekali pakai juga membuat lantai bersih dan mengkilap.

-Jangan sepelekan baby oil. Banyak manfaatnya untuk keperluan bersih-bersih rumah. Antara lain, bisa menghilangkan noda bekas aspal, minyak, lemak, cat, atau vernis kayu dari tangan Anda dan juga cat atau noda yang menempel di perabot/furnitur, serta sisa perban atau plester yang menempel di kulit.

-Agar barang-barang bebas dari kuman, bersihkan dengan campuran cuka, sabun cair bayi, dan air. Kemudian masukkan ke dalam botol penyemprot. Terutama cocok untuk membersihkan mainan anak-anak! Tisu basah/pembersih bayi dapat digunakan untuk membersihkan noda-noda putih, misalnya jika baju Anda kejatuhan tetesan pasta gigi.

Manfaatkan Air Bekas Akuarium Jangan buang begitu saja air bekas akuarium yang lama ataupun sisa air yang lain. Manfaatkan cairan tersebut untuk menyiram tanaman di kebun atau di pot. Air bekas tersebut banyak mengandung vitamin, bebas dari zat kimia dan klorin karena suhu air menjadi normal. Tanaman pun akan tumbuh subur.

Tips Memuji dan Dipuji dalam Islam

Di antara fenomena umum yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, adalah fenomena pujian. Secara garis besar, pujian bisa diklasifikasikan dalam tiga bentuk: pujian yang diucapkan untuk menjilat, pujian yang sifatnya hanya basa-basi belaka, serta pujian yang diucapkan sebagai ekspresi kekaguman.

Bila disikapi secara sehat dan proporsional, pujian bisa menjadi élan positif yang dapat memotivasi kita agar terus meningkatkan diri. Namun, kenyataannya, pujian justru lebih sering membuat kita lupa daratan, lepas kontrol, dan seterusnya. Semakin sering orang lain memuji kita, maka semakin besar potensi kita untuk terlena, besar kepala, serta hilang kendali diri. Padahal Allah Swt. mengingatkan dalam firmanNya:

فلا تُزَكّوا أنفسكم، هو أعلم بمن اتقى.

"Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Najm; 32)

Agar dapat menyikapi pujian secara sehat, Nabi Saw. memberikan tiga kiat yang sangat menarik untuk diteladani.

Pertama, selalu mawas diri supaya tidak sampai terbuai oleh pujian yang dikatakan orang. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Nabi Saw. menanggapinya dengan doa:

اللهم لاتؤاخذني بما يقولون

“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.” (HR. Al-Bukhari)
Lewat doa ini, Nabi Saw. mengajarkan bahwa pujian adalah perkataan orang lain yang potensial menjerumuskan kita. Ibaratnya, orang lain yang mengupas nangka, tapi kita yang kena getahnya. Orang lain yang melontarkan ucapan, tapi malah kita yang terjerumus menjadi besar kepala dan lepas kontrol.
Kedua, menyadari hakikat pujian sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain. Karena, sebenarnya, setiap manusia pasti memiliki sisi gelap. Dan ketika ada seseorang yang memuji kita, maka itu lebih karena faktor ketidaktahuan dia akan belang serta sisi gelap kita.
Oleh sebab itu, kiat Nabi Saw. dalam menanggapi pujian adalah dengan berdoa:

واغفرلي ما لايعلمون

“Dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku)”. (HR. Al-Bukhari)
Dan kiat yang ketiga, kalaupun sisi baik yang dikatakan orang lain tentang kita adalah benar adanya, Nabi Saw. mengajarkan kita agar memohon kepada Allah Swt. untuk dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang lain. Maka kalau mendengar pujian seperti ini, Nabi Saw. kemudian berdoa:

واجعلْني خيرا ممّا يظنّون

“Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira”. (HR. Al-Bukhari)

Selain memberikan teladan kiat menyikapi pujian, Nabi Saw. dalam keseharian beliau juga memberikan contoh bagaimana mengemas pujian yang baik. Intinya, jangan sampai pujian yang terkadang secara spontan keluar dari bibir kita, malah menjerumuskan dan merusak kepribadian sahabat yang kita puji. Ada beberapa teladan yang dapat disarikan dari kehidupan Nabi Saw., yaitu di antaranya:

Pertama, Nabi Saw. tidak memuji di hadapan orang yang bersangkutan secara langsung, tapi di depan orang-orang lain dengan tujuan memotivasi mereka. Suatu hari, seorang Badui yang baru masuk Islam bertanya tentang Islam. Nabi menjawab bahwa Islam adalah shalat lima waktu, puasa, dan zakat. Maka Orang Badui itupun berjanji untuk menjalankan ketiganya dengan konsisten, tanpa menambahi atau menguranginya. Setelah Si Badui pergi, Nabi Saw. memujinya di hadapan para Sahabat, “Sungguh beruntung kalau ia benar-benar melakukan janjinya tadi.” Setelah itu beliau menambahi, “Barangsiapa yang ingin melihat penghuni surga, maka lihatlah Orang (Badui) tadi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Thalhah ra.)

Kedua, Nabi Saw. lebih sering melontarkan pujian dalan bentuk doa. Ketika melihat minat dan ketekunan Ibn Abbas ra. dalam mendalami tafsir Al-Qur’an, Nabi Saw. tidak serta merta memujinya. Beliau lebih memilih untuk mendoakan Ibn Abbas ra.:

اللهم فقّهْه في الدين وعلّمْه التأويل

“Ya Allah, jadikanlah dia ahli dalam ilmu agama dan ajarilah dia ilmu tafsir (Al-Qur’an).” (HR. Al-Hakim, dari Sa’id bin Jubair)

Begitu pula, di saat Nabi Saw. melihat ketekunan Abu Hurairah ra. dalam
mengumpulkan hadits dan menghafalnya, beliau lantas berdoa agar Abu Hurairah ra. dikaruniai kemampuan untuk tidak lupa apa yang pernah dihapalnya. Doa inilah yang kemudian dikabulkan oleh Allah Swt. dan menjadikan Abu Hurairah ra. sebagai Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Pujian yang dilontarkan orang lain terhadap diri kita, merupakan salah satu tantangan berat yang dapat merusak kepribadian kita. Pujian dapat membunuh karakter seseorang, tanpa ia sadari. Oleh karena itu, ketika seorang Sahabat memuji Sahabat yang lain secara langsung, Nabi Saw. menegurnya:

قطعت عنق صاحبك

“Kamu telah memenggal leher temanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Bakar ra.)
Senada dengan hadits tersebut, Ali ra. berkata dalam ungkapan hikmahnya yang sangat populer, “Kalau ada yang memuji kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.”

Namun ketika pujian sudah menjadi fenomena umum ditengah-tengah masyarakat kita, maka yang paling penting adalah bagaimana menyikapi setiap pujian secara sehat agar tidak sampai lupa daratan dan lepas kontrol; mengapresiasi setiap pujian hanya sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain; serta terus berdoa kepada Allah Swt. agar dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, kalaupun perlu memuji seseorang adalah bagaimana bisa mengemas pujian secara sehat.. Toh memuji tidak mesti dengan kata-kata, tapi akan lebih berarti bila diekspresikan lewat dukungan dan doa. Sehingga dengan demikian, kita tidak sampai menjerumuskan orang yang kita puji.

اللهم لاتؤخذنا بما يقولون، واغفرلنا ما لايعلمون، واجعلنا خيرا مما يظنون.

Utadz Abdullah Hakam Syah, Lc

Tips untuk Mudah Menghafal

1. Bersungguh - sungguh dan kontinuitas
2. Menyedikitkan makan
3. Membiasakan melakukan shalat sunah di sepertiga malam yang akhir, seperti: Tahajud
4. Membiasakan diri membaca Alquran
5. Membiasakan membaca bacaan berikut sebelum membuka, membaca, dan atau menghafal kitab/pelajaran:

Bismillaahi wa subhaanallaahi wal hamdu lillaahi wa laa ilaa ha illallaahu wallaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adhiim. al-'aziizil 'aliim
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah, Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Mahabesar, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah Yang Mahaluhur lagi Mahaagung, Mahamulia, dan Maha Mengetahui."

6. Setiap selesai shalat fardhu lima waktu membaca:
Aamantu billaahil waahidil ahadil haqqi wahdahu laa syariikalahu wa kafartu bimaa siwaah
Artinya:
"Aku percaya kepada Allah Yang Mahaesa ZatNya, sifat-sifatNya, dan perbuatanNya, yang hak berdiri sendiri, tiada sekutu bagiNya, dan aku mengingkari sesuatu selain Allah."

7. Memperbanyak bershalawat kepada Nabi saw, menghindari dosa, dan meninggalkan maksiat

8. Membiasakan diri sikat gigi (bersiwak)

9. Meminum madu, memakan anggur merah 21 buah setiap pagi sebelum makan apa-apa, juga makan kurma minimal 7 buah setiap hari

10. Tidak membicarakan sesuatu yang sia-sia, sedikit bergurau, bergaul dengan ulama dan orang-orang sholeh

11. Ilmu yang didapatkan tidak semata untuk memperoleh kenikmatan duniawi, namun juga diniatkan untuk memperoleh ridho ilahi.

Sumber:
Kitab"Ta'limul Muta'allim Thariqit Ta'allum karya Syeikh Tajuddin Nu'man bin Ibrahim bin Al-Khalil Zarnuji, yang disyarah (diberi komentar) oleh Syeikh Ibrahim bin Ismail.
http://www.mediacare.biz


10 TIPS ISLAMI MEMPERCANTIK DIRI

  1. Jadikanlah “GHODUL BASHAR” sebagai hiasan kedua belah matamu, niscaya kamu akan lebih manis
  2. Oleskanlah lipstik “KEJUJURAN” pada bibirmu niscaya kamu akan smakin cantik
  3. Gunakanlah pemerah pipimu dengan kosmetik “HAYA (MALU)” niscaya kamu akan semakin cantik
  4. Pakailah selalu sabun “ISTIGHFAR” setiap hari untuk menghilangkan dosa dan kesalahan yang kamu lakukan, niscaya kamu akan selalu bersih dan suci
  5. Rawatlah rambutmu dengan shampo “JILBAB ISLAMI” niscaya kamu akan terhindar dari ketombe pandangan laki-laki asing yang dapat membahayakan dirimu
  6. Hiasilah kedua tanganmu dengan “TAWADHU” dan jari-jarimu yang lentik dengan “UKHUWAH” maka kamu akan semakin anggun
  7. Pakailah pendengaran yang taat hanya kepada “ALLAH” pada kedua telinga, maka kamu akan selamat dunia an akherat
  8. Sebaik-baik kalung mutiara yang kamu pakai adalah “KALUNG KESUCIAN” maka kamu akan terlihat mempesona
  9. Pakailah selalu pakaian kebesaran “at-TAQWA” yang selalu menutup tubuh, muka dan telapak tangan agar terlihat berwibawa
  10. Gunakanlah kaos kaki “DAKWAH” dan “SEPATU JIHAD” maka kamu akan termasuk orang yang beruntung…

Ukhuwah Islamiyah

Untuk menggambarkan dalamnya persaudaraan dalam Islam (ukhuwah Islamiyah), Allah SWT menggunakan kata ikhwah, yang berarti ��saudara kandung�� (Q.S. 49: 10). Ini berbeda dengan ikhwan, yang artinya ��berteman��, sebagaimana digunakan Allah dalam surat Ali �Imran 103, untuk melukiskan bagaimana suku-suku Arab pada zaman Jahiliyah yang semula bermusuh-musuhan, kemudian bersatu setelah memeluk Islam. Jadi, setelah berada dalam satu agama, setiap muslim adalah teman bagi yang lain. Dan setelah keislaman itu meningkat, setiap muslim seharusnya dapat memandang muslim lain sebagai saudara kandungnya.

Ukhuwah Islamiyah dapat diwujudkan -- seperti disabdakan Nabi SAW -- antara lain dalam bentuk bahwa seorang muslim harus dapat mencintai muslim lain sebagaimana ia mencintai diri sendiri; bahwa seorang muslim harus dapat merasakan kesulitan yang dialami muslim lain, sebagaimana sakit pada satu anggota tubuh dirasakan oleh seluruh anggota tubuh lain; bahwa seorang muslim harus saling menyokong, sebagaimana satu bagian bangunan menyangga bagian lain.

Di dalam Alquran, Allah SWT meminta agar seorang muslim tidak memusuhi, mencaci, mengolok-olok, dan berburuk sangka kepada muslim lain (Q.S. 49: 9-12). Yang perlu dikembangkan justru sikap saling memaafkan (Q.S. 24: 22). Bahkan sesama muslim perlu saling mendoakan (Q.S. 3: 159) dan awliya�, lindung-melindungi (Q.S. 9: 71).

Kita jangan seperti orang kafir yang mengambil Taghut sebagai pelindung, karena mereka berjuang untuk keangkaramurkaan (Q.S. 2: 257 dan 4: 76). Dan kita jangan seperti orang munafik yang saling menyokong justru dalam menganjurkan yang munkar, melarang yang makruf, kikir, dan tak mengindahkan Allah (Q.S. 9: 67).

Persaudaraan Islam menghendaki wujud nyata, yaitu minimal pengorbanan dalam harta benda. ��Jika mereka tobat, mendirikan salat, dan membayar zakat, barulah mereka teman kalian seagama,�� tegas Allah SWT (Q.S. 9: 11). Yang harus dikeluarkan bukan hanya zakat, tapi juga infak (Q.S. 2: 195), yaitu kewajiban keuangan yang besarnya tergandung kerelaan (iman) penyumbang.

Wujud persaudaraan dalam Islam bahkan sampai kepada kesediaan mengorbankan nyawa. Allah berfirman: ��Bagaimana kalian tiadakan berperang di jalan Allah bagi orang-orang tertindas -- laki-laki, perempuan, dan anak-anak itu -- yang berseru, �Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari kota ini, yang penduduknya berbuat zalim. Berilah kami perlindungan dari-Mu. Dan berilah kami pembela��� (Q.S. 4: 75).

Virus-virus Ukhuwah

Ada buku bagus, judulnya Virus-Virus Ukhuwah, karangan Abu ‘Ashim Hisyam bin Abdul Qadir ‘Uqdah. Isi secara garis besarnya insya Allah akan saya tulis di blog ini dan semoga bisa menjadi bahan muhasabah sekaligus obat bila ternyata virus-virus tersebut juga bersarang di hati kita.

^ _ ^

Mencintai sesama mukmin dan mengikat tali ukhuwah (persaudaraan) merupakan suatu perbuatan yang amat mulia dan sangat penting. Allah SWT menyatakan persaudaraan sebagai sifat kaum mukmin dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, seperti dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al Hujuraat : 10)

Persaudaraan yang terjalin di antara kaum mukmin sesungguhnya merupakan anugrah nikmat yang sangat besar dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya :
“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara” (QS. Ali Imran : 103)
“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu’min, dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka” (QS. Al-Anfaal : 62-63)

Seiring perjalanan waktu, tali ukhuwah yang telah terjalin terkadang bisa mengendur, bahkan putus sama sekali dikarenakan virus-virus yang berjangkit di hati, antara lain :

1. TAMAK AKAN KENIKMATAN DUNIA
Banyak kasus dua orang sahabat yang saling mencintai dengan tulus sehingga masing-masing merasa berat untuk berpisah dari kawannya, tiba-tiba sikap mereka berubah ketika tergiur dengan gemerlap dunia dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Apa yang akan kita lakukan seandainya ada peluang rizki di mana kita dan saudara kita sama2 membutuhkan? Sering terjadi dua orang sahabat saling bersaing, saling jegal demi mendapatkan satu pekerjaan. Di sinilah sifat itsar (mendahulukan saudara) kita diuji.
Sebaik-sebaik sifat itsar adalah yang seperti dilakukan oleh kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin sebagaimana diabadikan dalam QS. Al Hasyr : 9 berikut ini.
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”

2. TIDAK SANTUN DALAM BERBICARA
Hal ini merupakan pintu yang paling leluasa bagi setan untuk masuk menebar bibit2 perselisihan dan permusuhan di antara sahabat. Banyak yang beranggapan, hubungan istimewa yang terjalin dengan sahabatnya membebaskannya dari tutur kata yang sopan. Contoh gaya bicara kepada saudara kita yang harus dihindari adalah :
a. Berbicara dengan nada suara tinggi dan menggunakan kata2 kasar
Di dalam Al Qur’an, Allah mengisahkan wasiat Luqman dalam mendidik anaknya :
“Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai” (QS. Luqman : 19)
Ali bin Abu Thalib berkata : “barangsiapa lembut tutur atanya, niscaya manusia suka dengannya”.
b. Tidak mendengar saran saudaranya, enggan menatap ketika berbicara atau memberi salam, tidak menghargai keberadaannya
Seorang ulama salaf berkata : “Ada orang yang memberitahuku tentang suatu hadits, padahal saya telah mengetahuinya sebelum ia dilahirkan, namun kesopanannya mendorongku
untuk tetap mendengarnya hingga selesai.”
Kemuliaan akhlaq Rasulullah membawa beliau untuk tetap mndengar dan tidak memotong kata2 seorang musyrik bernama ‘Utbah. Ketika berhenti, Rasulullah bertanya kepadanya : “Apakah engkau sudah selesai, hai Abul-Walid (panggilan ‘Utbah)?”
c. Bercanda secara berlebihan
Canda ringan dalam batas kesopanan dan tidak keluar dari ruang lingkup yang benar akan menambah kelnturan dan kehangatan hubungan ukhuwah. Sebaliknya, canda yang berlebihan dan melampaui batas kesopanan akan mempercepat kehancuran ukhuwah.
d. Sering mendebat dan membantah
Sering mendebat dan membantah diikuti oleh dampak begatif lainnya seperti menganggap unggul ide sering mengkritik ide sahabat, sok tahu, menggunakan kata2 pedas yang bernada merendahkan pemahaman, cara berpikir, dan kekuatan penguasaannya terhadap suatu masalah. Sesungguhnya salah satu faktor paling signifikan yang dapat memicu rasa benci dan dengki antara sahabat adalah kebiasaan berselisih/berbantah-bantahan yang seringkali tanpa didasari oleh ketulusan dalam upaya mencari kebenaran. Perselisihan juga terkadang menjebak keduanya dalam pembicaraan mengenai masalah yang masih samar, tanpa dalih argumen yang jelas. Perselisihan juga mendorong salah seorang di antara kedua sahabat tersebut terus berbicara, kendati tiada hasil yang dicapai, selain memperburuk hubungan dan mengubah sikap. Sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang sangat keras kepala dan suka membantah” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Tirmidzi, Ahmad)
“Tiada kaum yang menjadi sesat setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka suka saling berbantah-bantahan” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)
“Aku adalah penghulu (kepala) rumah di taman surga – yang diperuntukkan – bagi orang2 yang menghindari perdebatan (perselisihan), sekalipun dalam posisi yang benar” (HR. Abu Dawud)
e. Kritikan keras yang melukai perasaan
Salah satu faktor yang dapat merusak suasana pembicaraan dan hubungan ukhuwah adalah menyerang dengan kritikan bernada keras atau kritikan yang tidak argumentatif. Seperti ungkapan : “Semua yang kamu katakan adalah salah, tidak memiliki dalil yang menguatkan.” Atau : “Kamu berseberangan dengan saya.”
Jika antum seorang yang beretika baik, seharusnya yang antum katakan adalah : “Beberapa sisi dalam pendapatmu itu perlu dipertimbangkan lagi”, “Menurut hemat saya….”, “Saya mempunyai ide lain, harap antum menyimaknya dan memberi penilaian”, dan ungkapan2 serupa.


3. SIKAP ACUH
Ukhuwah yang tidak dihiasi dengan kehangatan perasaan dan gejolak rindu, adalah ukhuwah yang kering. Ia akan segera gugur dan luntur.
Imam Ahmad dalam bukunya az-Zuhd dan Ibnu Abi Dunya dalam bukunya al-Ikhwan, menceritakan bahwa pada suatu malam Umar bin Khaththab teringat kepada seorang sahabatnya, dan ia terus bergumam lirih : “Mengapa malam ini tersa terasa begitu panjang.” Maka setelah menunaikan shalat Subuh, Umar segera menemui sahabatnya itu dan memeluknya dengan erat. Subhanallah…..Itulah perasaan yang membuat seseorang merindukan saudaranya, sehingga berangan-angan agar tidak berpisah darinya, baik di dunia maupun di akhirat.
Berempati atas semua musibah dan penderitaan yang dialami saudara atau sahabat serta memperhatikan keperluan-keperluannya merupakan salah satu hal yang bisa mempererat ukhuwah. Seorang ulama salaf berkata : “Jika seekor lalat hinggap di tubuh sahabatku, aku benar2 tidak bisa tinggal diam (Abu Hayyan at-Tauhidi, al-Mukhtar minash Shadaqah wash-Shadiq, hlm. 143).
Perasaan yang tulus juga akan mendorong seseorang untuk mendoakan sahabatnya ketika berpisah dan menyebut namanya dalam waktu2 terkabulnya do’a.
Sabda Rasulullah : “Doa seorang muslim untuk kebaikan saudaranya yang dilakukan dari kejauhan, niscaya akan dikabulkan”. (HR. Muslim, Ibnu Majah, Ahmad)

4.MENGADAKAN PEMBICARAAN RAHASIA
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, agar orang2 yang beriman itu berduka cita” (QS. Al-Mujadilah : 10)

Dalam riwayat Ibnu ‘Umar ra dinyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : jika kamu bertiga, maka janganlah dua di antara kamu membuat pembicaraan rahasia , kecuali jika orang ketiga mengizinkan, karena perbuatan itu dapat membuatnya sedih.

5. KERAS KEPALA, ENGGAN MENRIMA NASIHAT DAN SARAN
Sikap keras kepala dan enggan mnerima nasihat, membuat seorang sahat merasakan adanya dinding pemisah antara diri antum dan dirinya. Ia merasa sulit untuk terbuka dalam setiap pembicaraan dengan antum, bahkan -mungkin- menganggapmu sombong.
Rasulullah saw sering didatangi oleh para sahabat dan istri2 beliau untuk memberikan ide dan saran dalam berbagai hal. Beliau mau menerima dan menuruti saran mereka dengan senang hati, sekalipun dalam bentuk pernyataan keberatan, kritik, atau sekedar pertanyaan.

6. SERING MEMBANTAH, BERBEDA SIKAP DAN HOBI, BERSIKAP SOMBONG DAN KASAR
Untuk menambah kehangatan ukhuwah, dua orang yang bersahabat mesti memiliki beberapa kesamaan sifat, kebiasaan, dan watak. Pepatah mengatakan : “Burung2 bergerombol dengan sesama jenisnya.”
Malik bin Dinar berkata : “Dua insan tidak akan terikat dalam jalinan ukhuwah, kecuali jika masing2 memiliki sifat yang sama dengan sahabatnya.”
Karena itu, betapa banyak orang yang berjumpa sekilas dalam perjalanan, kemudian berubah menjadi teman yang sangat dekat. Hal tersebut biasa terjadi karena antum menemukan beberapa kesamaan persaan, kesenangan, pemahaman, dan ide.
Di antara faktor yang dapat menambah keakraban ukhuwah sekaligus menjaganya dari kehancuran adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan beberapa kebiasaan sahabat. Sebaliknya, sering berseberangan dengan sahabat dapat mengurangi keakraban. Tetapi tentunya semua itu dilakukan dengan syarat tidak melanggar aturan syari’at agama.
Terhadap saudara atau sahabat, kita juga harus bersikap lembut dan tidak sombong. Anas bin Malik, pelayan Rasulullah saw pernah menceritakan tentang kelemah-lembutan Rasulullah. Kata beliau : “Aku menjadi pelayan Rasulullah saw selama 10 tahun, dan selama itu beliau tidak pernah mengeluh atau mengomentari pekerjaanku, seperti mengatakan, ‘Kenapa kamu lakukan ini?’, juga tidak pernah berkomentar ketika aku tidak melakukan sesuatu, seperti mengatakan ‘Kenapa kamu tidak melakukan ini?’.


7. MEMBERI TEGURAN DI DEPAN ORANG LAIN
Salah satu hak ukhuwah terhadap saudara kita adalah memberi nasihat apabila ia melakukan kemungkaran, maksiat atau kesalahan, dengan tujuan agar ia kembali kebenaran sekaligus terhindar dari ancaman kemurkaan dan siksa Allah SWT. Namun demikian, nasihat tidak boleh dilakukan secara terbuka di tengah keramaian umum, kecuali dengan alasan yang mendesak, karena merupakan sifat manusia, dia tidak suka jika keburukan-keburukannya dibuka di depan umum. Lebih dari itu, menasihati atau menyebut kesalahan seseorang di muka umum merupakan penyebab cepat pudarnya rasa cinta dan mudah menanam bibit2 permusuhan karena merasa dicemarkan dan dihina, juga dapat menimbulkan sifat keras kepala dan nafsu untuk membalas dendam.
Lain halnya bila seseorang dikritik atau dinasihati dalam keadaan menyendiri, ia akan lebih menerima, mampu memahami permasalahan dengan jelas, dan tertarik kepadamu karena merasa telah diberi pertolongan dan diingatkan akan kesalahan yang telah dilakukan.
Terkadang ada orang yang memberi nasihat ingin melihat hasil dari usahanya secepat kilat, sehingga berharap agar orang yang dinasihatinya berubah seketika. Jika tidak demikian, ia berasumsi bahwa nasihatnya telah gagal, atau terus berupaya menekan orang yang dinasihati, sehingga lebih mirip sebuah pemaksaan kehendak daripada menasihati. Ia juga beranggapan bahwa orang yang dinasihati itu tidak mengerti nasihat yang diberikannya, atau belum menerima nasihat itu. Pandangan seperti itu adalah tidak benar, karena sudah menjadi tabiat umum manusia, mereka enggan mengakui kesalahan secara langsung, melainkan membutuhkan rentang waktu untuk berpikir, atau mencari kesempatan untuk kembali.

8. SERING MENEGUR, TIDAK TOLERAN, CENDERUNG NEGATIVE THINGKING, ENGGAN MEMAAFKAN
Sikap sering menegur dan menekan sahabat dapat mengakibatkan terpuruknya tali ukhuwah, karena sahabatmu beranggapan bahwa Anda tidak dapat menerima kekurangannya sekecil apapun, atau menganggapmu selalu diliputi prasangka buruk terhadapnya. Jika Anda terus menggunakan cara bergaul seperti ini, tentu Anda tidak akan mendapatkan seorang sahabat yang bebas dari kekurangan. Artinya, Anda tidak akan pernah bisa menjalin ukhuwah.
Dalam memilih teman atau sahabat, kita perlu menentukan kriteria ideal, misal : akhlaqnya bagus, karena kita memang dianjurkan untuk bergaul dengan orang2 yang shalih. Akan tetapi perlu diingat juga bahwa tidak ada sahabat yang bebas dari kekurangan, sebagaimana Anda pun tidak lepas dari kekurangan. Maka terimalah kekurangannya sebagaimana ia menerima kekuranganmu.Fudhail bin ‘Iyadh berucap : “Siapa mencari sahabat tanpa cacat, niscaya sepanjanghidupnya tidak mendapat sahabat.”

Salah satu ciri ukhuwah yang tulus lainnya adalah suka memaafkan dan lapang dada terhadap kesalahan. Hasan bin Wahb berkata : Di antara hak2 ukhuwah adalah memaafkan kesalahan sahabat dan terbuka atas segala kekurangannya.”
Suatu kesalahan yang dilakukan oleh sahabat tidak boleh menjadi alasan untuk menjauhi atau putus darinya. Rasulullah saw bersabda :
“penyambung persaudaraan bukanlah orang yang membalas kebiakan yang pernah diterimanya, namun penyambung persaudaraan adalah yang diputus hubungannya, lalu dia menyambungnya kembali.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi)
Dalam untaian bait puisinya, Imam Syafi’i berkata :

Ketika aku memaafkan dan tidak menyimpan iri di hati
Jiwaku tenteram bebas dari tekanan rasa permusuhan

Kuucapkan salam di saat berjumpa lawan
Agar manahan bibit permusuhan
Dengan ucapan salam

Kutampakkan wajah berseri kepada orang yang kubenci
Seakan berbunga hatiku penuh kecintaan

Manusia adalah penyakit
Penawarnya dengan cara mendekati
Jika menjauhi berarti mengabaikan cinta sejati

Jika sahabatmu menyakiti atau berbuat kesalahan kepadamu, maka sikapilah dengan lapang dada dan maafkanlah jika sanggup memafkannya dengan penuh ketulusan. Namun jika tidak, tegurlah dengan baik, seperti yang dianjurkan oleh Abu Darda’ ra : “menegur saudaramu atasa kesalahannya adalah lebih baik, daripada harus berpisah. Adakah yang sanggup menunjukkan kepadamu seorang sahabat yang sempurna?”

9. MUDAH PERCAYA HASUTAN ORANG-ORANG YANG MENGADU DOMBA DAN MEMENDAM DENGKI
Merupakan kesalahan besar jika Anda mudah mempercayai isu yang berkembang mengenai sahabatmu, atau menuduhnya telah melakukan perbuatan yang menyakitkan, hanya berdasarkan kepada kabar burung dan isu yang diterima. Waspadalah, karena banyak orang yang dengki kepada orang2 yang terikat dalam jalinan ukhuwah. Para pendengki tersebut mempunyai kecemburuan yang sangat tinggi. Mereka tidak suka melihat hubungan tulus yang begitu kuat mengikat hubungan orang2 yang bersahabat, mereka tidak tenang selama tali ukhuwah tersebut belum tercerai-berai.
Oleh karena itulah, orang2 yang dipertemukan oleh Allah SW dalam sebuah jalinan ukhuwah harus yakin bahwa satu sama lainnya saling mencintai karena Allah, saling mencintai dengan penuh ketulusan yang muncul dari nurani yang paling dalam. Dengan demikian, sekuat apapun para pendengki memusuhi, tetap tidak akan mampu menggoyahkan kokohnya konstruksi ukhuwah.
Firman Allah SWT : (QS.Al Anfal : 63)

10. MEMBUKA RAHASIA
Salah satu faktor yang dapat mempertahakankan ukhuwah adalah menjaga rahasia sahabat agar tidak tersebar. Rasulullah saw bersabda : “Jika seseorang diberitahu oleh sahabatnya mengenai suatu hal, lalu ia pergi, maka hal tersebut telah menjadi amanat (rahasia yang harus dijaga) baginya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad)
Sebagian ulama membuat ilustrasi mengenai sahabat yang membawa malapetaka jika dekat dengannya, yaitu orang yang jika dekat, ia berusaha mengetahui rajhasia, mengumpulkan data2 yang berhubungan dengan kita, memperhatikan kesalahan dan kekurangan, menghitung kesalahan2 kecil yang tidak disengaja, menghafal saat2 kita tergelincir ucapan atau perbuatan spontan dalam keadaan biasa maupun sedang marah, atau di dalam pembicaraan terbuka dan lepas yang siapapun sulit terhindar dari kelalaian, kemudian ia menjadikan semua itu sebagai senjata untuk menjatuhkan sahabtanya di kala terjadi perselisihan”. Semoga kita semua terhindar menjadi sosok sahabat yang seperti ini. Naudzubillah mindzalik.


11. MENGIKUTI PRASANGKA
Mempunyai prasangka bahwa sahabatmu menyembunyikan sesuatu darimu juga dapat menyakitinya. Apalagi jika Anda sudah membangun sikap2 tertentu berdasarkan prasangka tersebut. Selain bisa menyakitinya, hal ini juga betul2 akan menyakiti dirimu sendiri, karena prasangka buruk dapat merusak ketulusan perasaan hatimu terhadapnya.
Oleh karena itu, ketulusan hati da prasangka baik (husnuzhzhan) merupakan salh satu faktor yang dapat mempertahankan hubungan ukhuwah. Dengan alasan tersebut Allah dan Rasul-Nya melarang kita berburuk sangka (su’udzdzan) dan mengikutinya.

“Hai orang2 yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujuraat : 12)

Sabda Rasulullah : “Hindarilah prasangka (buruk), karena prasangka (buruk) adalah ucapan yang paling dusta.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad)

Prasangka buruk dapat mendorong kepada perbuatan tajassus (mencari-cari kesalahan) yang dilarang oleh agama. Juga dapat mendorong untuk menjelk-jelekkan sahabat. Betapa jauh dari cinta dan makna ukhuwah, orang yang jika marah terhadap sahabatnya, ia langsung berprasangka buruk atau mengejeknya di hadapan orang lain.

12. MENCAMPURI MASALAH PRIBADI
Termasuk dalam hal mencampuri urusan pribadi adalah mencari-cari kesalahan, mencuri pendengaran, serta turut campur dalam masalah yang tidak ada gunanya bagi kita.

Sabda Rasulullah : “Jangan mencari-cari kesalahan (tajassus), mencuri pendengaran (tahassus), saling bermusuhan dan saling menjauhi. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad)

“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna baginya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

Dalam shiroh sahabat Nabi dikisahkan, ada seorang sahabat Nabi yang sakit. Ketika para sahabat dan kerabat menjenguknya, mereka merasa heran ketika melihat wajah sahabat yang sakit tersebut begitu ceria. Lalu mereka bertanya mengenai sebab keceriaannya. Ia menjawab : “Ada dua amalan yang benar2 kuyakini pahalanya sangat besar, yaitu aku tidak pernah berbicara mengenai hal2 yang tidak berguna, dan hatiku bersih dai segala perasaan kotor terhadap sesama kaum muslim.”

13. EGOIS, AROGAN, TIDAK BEREMPATI DENGAN PENDERITAAN SAUDARA, DAN TIDAK MEMPERHATIKAN MASALAH SERTA KEBUTUHANNYA
Suatu pelajaran yang indah dapat kita petik dari cerita Harun bin Abdillah ra ketika ia berkata : “Pada suatu saat, Ahmad bin Hambal mengunjungiku di tengah malam. Kudengar pintu diketuk, maka aku bertanya : “Siapa di luar sana?” Ia menjawab : “Aku, Ahmad”. Segera kubuka pintu dan menyambutnya. Aku mengucapkan salam dan ia pun demikian. Lalu aku bertanya : “Keperluan apakah yang membawamu kemari?” Ahmad menjawab : “Siang tadi, sikapmu mengusik hatiku.” Aku bertanya : “Masalah apakah yang membutmu terusik, wahai Abu Abdillah?” Ahmad menjawab : “Siang tadi akui lewat di samping halaqoh-mu, ketika engkau sedang mengajar murid2mu, engkau duduk di bawah bayang2 pohon sedangkan murid2mu secara langsung terkena terik matahari dengan tangan memegang pena dan catatan. Jangan kau ulangi perbuatan itu di kemudian hari. Jika engkau mengajar maka duduklah dalam kondisi yang sama dengan murid2mu.”
Dalam kisah di atas, setidaknya ada dua catatan yang layak direnungkan.
(1) yang bercerita buka pihak yang memberi nasihat, melainkan orang yang dinasihati dan ia tergugah dengan nasihat tersebut,
(2)kelembutan dan kehalusan gaya nasihat Imam Ahmad. Ia menyampaikannya secara sembunyi di tengah malam, dengan menggunakan kata2 “Sikapmu mengusik hatiku”, benar2 suatu ungkapan yang lembut. Ia tidak mengatakan, misalnya “Kamu telah menyakiti manusia….”

Faktor lain yang dapat memperkokoh ukhuwah adalah berempati terhadap penderitaan saudara dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhannya.
Sabda Rasulullah : “Siapa yang mencukupi kebutuhan saudaranya, niscaya Allah mencukupi kebutuhannya Siapa yang menolong seorang mukmin dari suatu kesusahan, niscaya Allah akan menolongnya dari salah satu kesusahan pada hari kiamat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad)
Dalam hal mencukupi kebutuhan saudara kita, skala paling rendah adalah sebatas mencukupi kebutuhannya ketika diminta dan kita mampu, dan bantuan tersebut diberikan dengan syarat hati merasa senang dan bahagia. Skala pertengahan adalah mencukupi kebutuhannya tanpa ia minta, dan askala yang tertinggi adalah mengutamakan kebutuhan saudara kita daripada kebutuhan kita sendiri.

sahabat di saat senang selalu banyak jumlahnya
namun ketika susah hanya sedikit yang tersisa

maka jangan terpedaya dengan kebaikan seorang sahabat
namun ketika musibah menimpa tiada yang mengiba

semua sahabat menyatakan dirinya setia
namun tidak semua berbuat seperti ucapannya

kecuali sahabat yang penuh derma dan taat agama
itulah sahabat yang berbuat sama dengan kata-katanya

14. MENUTUP DIRI, BERLEBIHAN, MEMBEBANI, DAN MENGHITUNG-HITUNG KEBAIKAN
Jika Anda ingin membuat hati seorang sahabat menjadi senang dan bersikap terbuka apa adanya, maka hindarilah menutup diri dan jangan membuatnya merasa terbebani, jangan menghitung-hitung kebaikannya kepadamu, jangan memberatkannya agar melayanimu, dan bersikaplah rendah hati. Dalam hal ini, cara pandang yang paling baik adalah kamu menganggap dirimu lebih layak melayani daripada dilayani, dengan demikian kamu cenderung menganggap dirimu sebagai pelayan. Barangkali Umar bin Khaththab adalah sosok yang bisa dijadikan contoh. Beliau berbuat baik kepada siapa saja, tidak hanya sahabat dekat, melainkan juga budak-budaknya. Menurut Aslam, salah seorang pelayan Umar, pada suatu malam terkejut mendapati Umar sedang mengurus kuda2 pelayannya dan kudanya sendiri, seraya melantunkan puisi :

Jangan biarkan malam ini membuat hatimu resah
Hiasilah ia dengan sehelai baju dan sorban
Jadilah sahabat baik bagi Naif dan Aslam
Layanilah mereka

15. ENGGAN MENGUNGKAPKAN PERASAAN CINTA, ENGGAN MEMBELA SAHABAT KETIKA AIBNYA DISEBUT
Tentang menyatakan cinta pada saudara, Rasulullah bersabda: “Jika seorang di antara kamu mencintai saudarnya karena Allah, maka kabarkanlah kepadanya, karena hal itu dapat mengekalkan keakraban dan memnatapkan cinta.”

Di antara hak ukhuwah adalah membela dan mempertahankan nama baik sahabat. Rasulullah bersabda : “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzhalimi dan menyerahkannya.” (HR. Bukhari, Ahmad)

16. MELUPAKANNYA KARENA SIBUK MENGURUSI ORANG LAIN DAN KURANG SETIA
Di antara gambaran akhlaq buruk dalam berukhuwah adalah ketika kita mendapatkan seorang sahabat baru lantas meninggalkan sahabat yang telah kita kenal dalam jangka waktu lama. Salah satu penyebab kekecewaan sahabat adalah ketika ia berusaha sekuat tenaga untuk dekat denganmu dan selalu mengutamakanmu dari siapapun juga, ia justru mendapatimu tidak setia dan menghargainya.
Tidak setia terhadap sahabat juga dapat memutuskan tali ukhuwah. Tanda-tanda kesetiaan terhadap sahabat di antaranya adalah :
- berdoa untuknya dari kejauhan, baik selama ia hidup atau setelah kematiannya, berbuat baik kepada orang yang dicintainya juga keluarganya.
- konsiten dengan sikap tawadhu’ (rendah hati) terhadap sahabat, sekalipun kedudukan ataupun ilmu Anda lebih tinggi darinya.

17. MENGINGKARI JANJI DAN KESEPAKATAN TANPA ALASAN YANG JELAS
Sifat buruk ini akan menumbuhkan anggapan dalam diri sahabat Anda bahwa Anda tidak memperhatikannya, karena orang yang mengingkari janji atau kesepakatan berarti telah meninggalkan sesuatu yang dianggap kurang penting demi meraih sesuatu yang dianggap lebih pening. Alasan ini sudah cukup kuat untuk membuat sahabatmu sedih, menodai cinta dan merusak ukhuwah.

18. SELALU MENCERITAKAN PERKARA YANG MENYEDIHKAN DAN SUKA MENYAMPAIKAN BERITA YANG MEMBUAT RESAH
Ibnu Hazm ra bekata : “Jangan sampaikan beritayang membuat saudaramu sedih atau tidak bermanfaat baginya, karena itu adalah perbuatan orang2 kerdil. Dan jangan menyembunyikan berita yang bisa membahayakannya jika ia tidak tahu, karena itu merupakan pekerjaan orang2 jahat.”
Yahya bin Mu’adz berkata : “Jadikanlah tiga hal berikut ini sebagai sikapmu terhadap orang2 mukmin;jika tidak bisa memberi manfaat, maka jangan membahayakannya; jika tidak bisa membahagiakannya, maka jangan membuatnya sedih; Jika tidak memujinya, maka jangan mencacinya.”

19. TERLALU CINTA
Maksudnya adalah menghindari hal-hal yang berlebihan, seprti ketergantungan atau rasa suka terhadap sahabat, membebani diri dengan beban yang terlalu berat dalam upaya melayani atau mendekatinya.

Rasulullah saw bersabda : “Cintailah kekasihmu sesederhana mungkin, siapa tahu ia menjadi musuhmu pada suatu saat nanti. Dan bencilah musuhmu sesederhana mungkin, siapa tahu ia menjadi sahabat dekatmu pada suatu saat nanti.” (HR. Bukhari, Tirmidzi)

Abul-Aswad berkata :

Cintailah kekasihmu
Dengan cinta yang sederhana
Karena kamu tidak tahu
Kapan ia menjauhimu
Jika harus benci, maka bencilah
Tapi jangan menjauhi
Karena kamu tidak tahu
Kapan harus kembali

Mencintai sahabat secara berlebihan malah akan melemahkan persahabatan. Lebih baik cinta yang terus merangkak namun menanjak daripada cinta yang melonjak namun lekas surut.
Namun demikian, jadikanlah cintamu kepada sahabat lebih besar dari cintanya kepadamu, agar mendapat fadhilah (keutamaan) dari Allah melalui sabda Rasul-Nya :
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah, kecuali orang yang lebih besar cintanya adalah yang lebih utama di antara keduanya.” (HR. Bukhari)

Jadikan tulisan dalam buku ini sebagai bahan instrospeksi, menilai diri sendiri untuk memperbaiki kadar ukhuwah dan menunaikan hak ukhuwah saudaraku. Jangan jadikan tulisan dalam buku ini sebagai bahan untuk menilai sahabat2 Anda, karena jika itu dilakukan, Anda pasti akan lebih memilih untuk ‘uzlah atau menyendiri.
Wallahu’alam.

—— selesai ——-

(Dicuplik dari buku Virus-Virus Ukhuwah, karangan Abu ‘Ashim Hisyam bin Abdul Qadir ‘Uqdah, terbitan Robbani Press)

Pengertian Ukhuwah

Sungguh bahwa allah SWT menempatkan manusia keseluruhan sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, "Walaqad karramna Bani Adam." (Q/17:70). Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat yang satu dengan yang lainnya (Q/49:13). Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan (yang berbeda), padahal seandainya Tuhan mau, seluruh manusia bisa disatukan dalam kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk memberikan peluang berkompetisi secara sehat dalam menggapai kebajikan, "fastabiqul khairat."(Q/5:48). Oleh karena itu sebagaimana dikatakan oleh rasul SAW, agar seluruh manusia itu menjadi saudara antara satu dengan yang lainnya, "Wakunu 'ibadallahi ikhwana."(Hadist Bukhari).

Dalam bahasa arab, ada kalimat "ukhuwah."(Persaudaraan), ada kalimat "ikhwah"(saudara seketurunan) dan "ikhwan" (saudara bukan seketurunan). Dalam quran kata "akhu"(saudara) digunakan untuk menyebut saudara kandung atau seketurunan(Q/4:23), saudara sebangsa (Q/7:65) saudara semasyarakat walau berselisih faham(Q/38:23) dan saudara seiman(Q49:10). Quran bukan hanya menyebut persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyyah) tetapi bahkan menyebut binatang dan burung sebagai umat seperti manusia (Q/6:38). Sebagai saudara semakhluk (ukhuwah makhluqiyah) Istilah "ukhuwah islamiyah." bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, tetapi persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat islami. Oleh karena itu cakupannya "ukhuwah Islamiyyah"bukan hanya menyangkut sesama orang Islam namun juga menyangkut dengan non Muslim bahkan makhluk yang lainnya. Misalnya, seorang pemiliki kuda, tidak boleh membebani kudanya dengan beban yang melampaui batas kewajaran. Ajaran ini termasuk ajaran ukhuwwah Islamiyyah. bagaimana seorang muslim bergaul dengan kuda miliknya.

Dari ayat-ayat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Quran dan Hadist sekurang-kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah yaitu:
  1. Ukhuwah 'ubudiyyah: Persaudaraan karena sesama makhluk yang tunduk kepada Allah SWT.
  2. Ukhuwah Insaniyyah atau basyariyyah: Persaudaraan karena sama-sama manusia secara keseluruhan.
  3. Ukhuwah wathaniyyah wa an nasab: Persaudaraan karena keterikatan keturuanan dan kebangsaan.
  4. Ukhuwah diniyyah, persaudaraan karena seagama.

Bagaimana ukhuwah berlangsaung, tak lepas dari faktor penunjang.
Faktor penunjang signifikan membentuk persaudaraan adalah persamaan. Semakin banyak persamaan, baik persamaan rasa maupun persamaan cita-cita maka semakin kokoh ukhuwahnya. Ukhuwa biasanya melahirkan aksi solidaritas. Contohnya diantara kelompok masyarakat yang sedang berselisih, segera terjalin persaudaraan ketika semuanya menjadi korban banjir, karena banjir menyatukan perasaan, yakni sama-sama merasa menderita. Kesamaan perasaan itu kemudian memunculkan kesadaran untuk saling membantu.

Petunjuk al-Quran Tentang Ukhuwah
  1. Tetaplah berkompetisi secara sehat dalam melakukan kebajikan, meski mereka berbeda agama, ideologi, status: "fastaqul khairat."(Q/5:48). Jangan berfikir menjadi manusia dalam kesaragaman, memaksa orang lain untuk berpendirian seperti kita. Misalnya, Allah SWT menciptakan kita perbedaan sebagai rahmat, untuk menguji mereka siapa diantara mereka yang memberikan kontribusi terbesar dalam kebajikan
  2. Memelihara amanah (tanggung jawab) sebagai khalifah Allah dimuka bumi, dimana manusia dibebani keharusan menegakkan kebenaran dan keadilan (Q/38:26). Serta memelihara keseimbangan lingkungan alam (Q/112:4).
  3. Kuat pendirian tetapi menghargai pendirian orang lain "lakum dinukum wliyadin." (Q/112:4). Tidak perlu bertengkar dengan asumsi bahwa kebenaran akan terbuka nanti dihadapan Allah SWT(Q/42:15).
  4. Meski berbeda ideologi dan pandangan tetapi harus berusaha mencari titik temu, "kalimatin sawa" tidak bermusuhan seraya mengakui eksistensi masing-masing(Q/3:64).
  5. Tidak mengapa bekerjasa dengan pihak yang berbeda pendirian dalam hal kemaslahatan umum, atas dasar saling menghargai eksistensi, berkeadilan, dan tidak saling menimbulkan kerugian.(Q/60:8) Dalam hal kebutuhan pokok (mengatasi kelaparana, bencana alam, wabah penyakit). Solidaritas sosial dilaksanakan tanpa memandang agama, etnis dan identitas lainnya (Q/2:272).
  6. Tidak memandang rendah kelompok lain, tidak pula meledek atau membenci mereka (Q/49:11)
  7. Jika ada persilihan diantara kaum beriman, maka islahnya haruslah merujuk kepada petunjuk al-Quran dan Sunah Nabi SAW. (Q/4:59)

Al-Quran menyebut bahwa pada hakekatnya seorang mukin itu bersaudara seperti saudara sekandung, "innamal mu'minuna ikhwah." (Q/49/10). Hadist nabi bahwa memisalkan hubungan antara mukmin itu bagaikan hubungan anggota badan dalam satu tubuh dimana jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain juga merasa sakit. Nabi juga mengingatkan bahwa hendaknya diantara sesama manusia tidak mengembangkan fikiran negatif (buruk sangka), tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tidak saling mendengki, tidak saling membenci, tidak saling membelakangi tetapi kembangkanlah persaudaraan (HR Abu Hurairah).

Meskipun demikian persaudaraan dan solidaritasnya harus berpijak pada kebenaran, bukan mentang-mentang saudara lalu buta terhadap masalah. al-Quran mengingatkan kepada orang mukin agar tidak tergoda untyuk melakukan perbuatan melampaui batas ketika orang lain melakukan hal yang sama kepada mereka. Sesama mukin diperintahkan bekerjasama dalam hal kebajikan dan taqwa serta dilarang bekerjasama dalam membela perbuatan dosa dan permusuhan. "Ta'awanu 'alal birri wat taqwa wala ta'awanu 'alal istmi wal 'udwan." (Q5:2) Wallohu a'lamu bissawab.

Wassalam,
http://mubarok-institute.blogspot.com